Senin, 26 Mei 2014

Cerita Hape Pertamaku



Hand phone saat ini seperti nyawa seseorang. Kemana-mana pasti selalu dibawa. Istilahnya, nggak ada hape, mati gaya bingitz deh. Karena dengan nggak adanya hape, koneksi dengan lingkungan sekitar benar-benar terputus. Seperti terisolasi

Melihat cerita Mba Istiadzah tentang Hape pertama, aku juga mau share nih.

Pertama kalinya bisa pegang hape, waktu aku lulus SMA. Sekitar 6 tahun yang lalu. Termasuk kudet juga nggak sih? Ahahaha. Karena aku sekolah di sekolah berasrama, otomatis penggunaan barang-barang elektronik sangat keras dilarang.

Inilah tampak Hape pertamaku. Coklat seperti warna kesukaanku (sayang nggak bisa dimakan)


                                                    Nokia 1650

Rasanya senang juga bisa punya hape sendiri dan ngutak ngatik-nya. Walaupun jujur katrok banget mencet-mencetnya. Sampai harus diajari berkali-kali oleh adikku. Hape ini cukup efektif untuk menghubungkanku dengan orang-orang yang baru aku kenal :P

Hand phone ini memang nggak lama menemaniku karena memang sebenarnya hape ini dipakai berdua dengan adikku. Tapi ya memang aku yang lebih menguasai hape, secara aku yang lebih butuh kletimbang adikku yang masih 2 SMP.

Si Nokia 1650 ini hanya menemaniku selama satu semester pertama di bangku kuliah. Dan menjelang akhir 2008, Hape ini mulai menjadi sah milik adikku. Ayahku membelikanku ini





                                          Motorola w375i

Karena saat itu kebutuhanku akan browsing internet menjadi-jadi. Kan nggak asyik kalau anak kampus nggak update. Apalagi saat itu facebook baru-barunya menyebarkan virus kecanduan

Hape ini walau jauh dari deretan Hape mentereng anak-anak muda tahun 2009, menurutku sudah cukup. Dan dengan adanya hape baru aku juga dapat sesuatu yang baru :P

Aku pertama kali mendapat telepon nyasar saat memakai Hape ini. Sebenarnya bukan nyasar juga sih, si cowok misterius itu (aku belum sebutin jenis kelamin penelepon itu kan? ) sudah tahu identitasku. Namun aku belum tahu dia.

Walaupun Hape ini sudah dimusiumkan karena terlalu renta, aku masih menjaganya. Setidaknya Hape ini menjadi pengingatku akan masa-masa berkomunikasi dengan peneleon misterius itu. Yah walau komunikasi kami sekarang tidak jelas. Setidaknya Motorola W375 masih bisa membuatku senysm senyum atau cekikikan nggak jelas sendiri.


Tidak ada komentar: