Jumat, 23 Agustus 2013

Tuhan tengah berbicara kepadamu


Kenapa harus takut jika banyak yang ingin diutarakan? Sejak kapan kau jadi pengecut? Kau tahu dirimu kuat dan akan selalu kuat dengan bekal keras kepalamu dan kemauanmu. Sekalipun kau pernah lembek, kau pasti bisa menghadapinya. Kau kan selalu hebat dalam mengendalikan keadaan dan kau juga ampuh dalam menarik hati orang lain.

Lebih baik tak mengutarakan hal negatif-sekalipun kau sangat ingin-, karena itu akan mempengaruhi alam bawah sadarmu dan memicumu untuk terus membenci apapun yang tengah kau hadapi dan jalani.

Tetap senyum, meskipun itu didepan cermin dan hanya dirimu yang memandang bayanganmu, hadapi apapun itu dengan kehebatan dan pesonamu. Kau itu kuat karena Tuhan menciptakanmu seperti itu. Bukankah selama ini DIA selalu mendengar, mengerti dan memaklumimu?

Saat ini kau tidaklah stuck atau terperangkap. Ini hanya tes uji coba dariNYA. Jika kau lulus, Tuhan tak akan ragu lagi memberi apa yang telah kau minta.

Jangan marah padaNYA yang tak segera mengabulkan permintaanmu. Mungkin DIA belum percaya kau mampu menerima dan bertanggung jawab atas apa yang kau minta sebelumnya. Tes ini hanya batu loncatan untuk mengetahui kadar kualitasmu. 

Alasan lain mengapa DIA tak langsung memberi apa yang kau pinta mungkin karena DIA ingin menjagamu dari hal buruk, kau kan tidak tahu bahwa permintaanmu akan mendatangkan hal buruk di masa mendatang.

Sadari dan rasakan Tuhan berbicara padamu. DIA ingin kau selalu dekat denganNYA. Bisakah kau menerima dan menjalaninya? Ikhlaskah dirimu secara lahir dan batin? Bacalah lagi Surat Al Ikhlas dan renungi maknanya.



Selasa, 06 Agustus 2013

Ramadhan di Ma'had

Ramadhan, bulan penuh berkah. Bulan dimana kegiatan yang diniatkan untuk-NYA menjadi ibadah dengan pahala yang berlipat. Ehm,,, walaupun begitu sering saja melewatkan ibadah karena alasan duniawi. Yah seperti kuliah, kerja, membantu orang tua, berbelanja dan memasak sajian Lebaran.

Hal yang bersifat duniawi inilah yang sering disesali. Kenapa ya diri ini tak tahan godaanya? Kenapa diri ini lebih mementingkannya daripada beribadah? Bila sudah seperti ini, biasanya aku akan bernostalgia akan masa HIGH SCHOOL dimana Ramadhan menjadi sangat bermakna dan penuh dengan ibadah.

Masa high school-ku dihabiskan di sebuah Pondok Pesantren modern. Katanya sih pesantren itu sebuah penjara, penjara suci. Ehm,, salah. Kita kan santri, bukan para tahanan yang dibersihkan hatinya dari keburukkan. Santri itu sama dengan murid. Kami mencari ilmu, mempelajari baik dan buruk yang akan menjadi bekal kami.

Ramdahan di pondok pesantren itu penuh dengan ngantuk. Ehehe. Sahurnya terlalu pagi. Biasa dimulai jam dua. Nggak sedikit santri yang malas bangun dari tidur untuk ke dapur. Apalagi santri perempuan. Soalnya malas banget ganti baju dari daster ke pakaian biasa. Jadi banyak santri yang sahur hanya dengan menegak air putih. dan itupun dilakukan kami saat akan pergi ke masjid untuk shalat Subuh.

Di sela sela sahur, biasanya terdengar ust. Deni dari bagian informasi yangbiasa memberitahu waktu imsak sekian menit lagi. Mungkin beliau mengabarkan hal ini sekitar 1 jam sakali. Aku tak pernah memperhatikannya.

Selain sahur yang terlalu pagi, jadwal masuk kelas juga diundur , kurang lebih satu jam, dan jam pelajaran siang (ba’da zuhur) ditiadakan. Jadi para santri bisa tidur (upss) beribadah lebih lama. Yah terserah sih mau melakukan yang mana. Toh tidur juga ibadah :)

Ba’da ashar adalah waktunya tadarus. Semua santri berkumpul dengan kelompok mengajinya sampai jam 5. Setelah itu baru deh bisa mandi dan menyiapkan apapun untuk berbuka.

Setengah enam waktunya ke masjid. Ngantri takjil terus tadarus sampai Magrib. Setelah shalat Magrib ada yang meneruskan shalat ba’diyah Magrib atau menghabiskan takjilnya. Semuanya masih dilakukan di dalam masjid. Dan yang paling seru, saat pengurus ibadah bersalawat, itu adalah tanda bahwa santri boleh meninggalkan masjid dan werrrrr… santripun berhamburan menuju dapur. Lucu saja mengenang saat itu. Beberapa santri bahkan membawa piring ke masjid supaya lebih cepat mendapatkan antrian di dapur. Walau ada yang berambisi mendapat antrian awal di dapur, tak sedikit juga yang berlama-lam dimasjid. Entah untuk tadarus atau Shalat hajat.

Untuk para santri putri yang berhlangan, biasanya dari selesai shalat Magrib sudah ada yang mengantri di dapur ;). Hidup dipondok yang selalu berkeluarga membuat santri membentuk komunitas sendiri alias geng. Bukan geng negative ya. Geng atau kelompok dimana beberapa santri bersahabat erat.

Diangkatanku, jumlah sahabatku (geng) ada 16 orang. Ehem, jadi biasanya para geng lain akan mempersilahkan kami untuk mengantri paling pertama. "Kasihan yang banyak", begitu alasan mereka. 

Selain mengantri nasi dan lauk pauk, kami juga mengantri es batu. Kadang mengantri, kadang rebutan. Dan karena badanku kecil, aku biasa menyelinap dari sela-sela lengan temanku yang lain. Ehehehe.

Santri juga kreatif. Kami memang tak diizinkan membuat kompor, namun banyak dari kami memiliki sarden. Cara memask sarden ala santri adalah memasukkan kaleng sarden kedalam wadah yang berisi air panas (mendidih). Cara kedua adalah menaruh kaleng sarden diatas lilin dan menunggu hingga sarden mendidih.

Setelah ritual buka puasa, cuci piring, beres-beres kamar, inilah waktunya shalat tarawih. Shalat tarawihnya 20 rakaat dan witir 3 rakaat jadi jumlahnya 23 rakaat. Untuk kelas 3 SMP-2 SMA kami berjamaah di masjid. Untuk kelas 1-2 SMP dan kelas extension (lulusan SMP diluar pesantren yang akan melanjutkan ke SMA) 8 rakaat. Mereka biasa berjamaah di auditorium. sedangkan untuk kelas akhir atau Nihai (3 SMA) shalalt berjamaah dilakukan di kediaman  pengasuh pondok dengan jumlah rakaat 23. 

Shalat tarawih diimami oleh ustadz dan ustzah yang berbeda. Ada yang bacaannya cepat ada yang lambat. Para santri bisa mengeluh bila sang imam atau imamah memiliki bacaan yang lambat. Protes para santri biasa dengan gumamam, mendumel keras atau hanya mendesah. Namun tak semua protes itu dilontarkan dengan jelas. Tergantung si imam itu sendiri, apakah beliau memiliki posisi yang berpengaruh di organisasi pondok atau tidak. Contohnya pengasuh pondok. Walau beliau lambat, tetap saja tak ada yang berani protes.

Untuk kelas Nihai sendiri, para imam adalah santri nihai. Kami bergiliran menjadi imam setiap 4 rakaat. Disini, hampir semua imam cepat. Tahu kenapa? Karena jika imam cepat, berarti lebih cepat pulang ke asrama. Ehehe. 

Setelah tarawih, kami kembali ke rutinitas biasa. Belajar, ke kantin/koperasi atau meneruskan tadarus. Kegiatan diluar asrama dututup saat pukul 11. Karena kami santri putri, kami tak dianjurkan beritikaf di masjid. Pukul 11 saatnya masuk kamar. Namun tak masalah bila pukul 2 atau 3 kami pergi ke masjid untuk itikaf.

Tak semua santri menjalankan Ramadhan layaknya orang suci. Karena kami bukan orang yang tanpa cela. Namun kami menjalankannya dengan bersemangat. Aku rindu melalui Ramadahn bersama my Luf, El Unique Family, merekalah gengku alias sahabatku.

My luf, hujratukunna fi aina? :)

Senin, 05 Agustus 2013

Kenali Harta Karun-mu


‘Enak banget sih jadi si A, dia pinter banget merangkai kata. Tulisannya sering banget dimuat di media’
‘Sahabat gue tajir dan dia juga baik banget. Dia royal dan selalu bantu teman-temannya’
‘Si B itu orangnya tegar. Dia bisa kerja sambil kuliah’

Kalimat-kalimat seperti itu sering terlontar dari mulut kita. Bahkan dalam keadaan sadar pula. Itu memang ungkapan kekaguman. Namun jauh dalam lubuk hati ada rasa iri. Kenapa sih kita tak terlahir seperti mereka? Atau kenapa Tuhan memberi terlalu banyak kekurangan pada diri kita? Betul nggak?

Salah besar! Tuhan itu adil. Dia selalu memberi kekurangan dan kelebihan pada setiap makhluknya (hamba-Nya) dalam porsi yang seimbang. Pertanyaannya, sudahkah kamu mengetahui apa saja kekurangan dan kelebihan kamu? 

Kita mungkin nggak tahu semua  kelebihan dan kekurangan kita. Tapi pastinya sadar dong kita mampu dibidang apa dan nyerah dibidang apa. Dalam bergaul, pasti kita juga dapat ilmu kehidupan. Dan sejak menginjak remaja sampai dewasa, diri kita juga mengalami perubahan. Entah lebih baik, entah lebih buruk atau entah keduanya. Dan yang mempengaruhi kita seperti itu adalah teman-teman dan lingkungan. Kita memperhatikan dan meniru. Entah sadar atau tidak.  

Sesuatu yang menekan jiwa, eh? Bila kita merasa diri kita diam di tempat nggak maju dan nggak mundur. Tapi itu kan hanya perasaan. Penilaian itu hanya muncul dari diri kita karena kita sudah cemas akan kualitas diri kita. Cobalah untuk sesaat lepaskan pikiran itu. Bersikaplah wajar dalam bergaul. Dari situ kau akan tahu bahwa bukan hanya kamu yang tertekan, namun juga orang lain, orang-orang disekitarmu, teman-temanmu.

Selama ini kita hanya fokus pada diri kita tentang bagaimana menambah kualitas diri hingga membuat kita sering membandingkan diri kita dengan orang lain. Sebenarnya, mereka (orang lain) juga memikirkan apa yang kita pikirkan. Bahkan mereka juga membandingkan diri mereka denganmu. Lalu setelah tahu ternyata kalian saling mengagumi, apa yang akan kau rasa dan kau lakukan? 

Bangga tentunya? So pastilah. Tapi terkejut nggak sih kalau ternyata kamu juga idola bagi mereka? Sadar nggak kalau kamu juga punya sesuatu yang WAH di dalam dirimu yang mampu mempengaruhi orang lain?

Kamu memang tak tahu apa yang orang lain pikirkan tentang kamu. Namun terkadang ungkapan kekaguman mereka padamu sering terlontar tak sengaja, itupun jika kau peka dan memperhatikan. Beberapa dari mereka mungkin saja berkata:

‘Aku kagum, kamu selalu bisa berbicara lancar di depan umum’
‘Kamu kok ngerti sih nyambung-nyambungin kabel listrik? Itu kan rumit’
‘Badanmu bagus walaupun jarang olahraga. Ini karena kamu sering bantu orang tuamu, ya?!’

Makanya jangan Pesimis apalagi rendah diri. Sejelek-jeleknya atau sekurang-kurangnya kamu, tetap saja kamu punya nilai plus yang membuat orang lain tertarik padamu. Be your self, itu memang penting. Syukuri saja kelebihan dan kekuranganmu. Jika kamu orang cerdas dan berani mengambil setiap kesempatan yang ada, kamu pasti bisa memutar balikkan kekuranganmu menjadi sebuah kelebihan.

Ingat, Tuhan menciptakan setiap manusia dengan karakter yang berbeda. Tunjukkan pada dunia bahwa kamu orang yang berbeda nan luar biasa.



Selasa, 09 Juli 2013

Hotter Potter July Meme


Kapan sih masa yang paling berkesan dalam hidup manusia? Masa remaja! Karena di masa inilah manusia mulai mengenal cinta. Biasanya sih puncaknya saat berumur 14 tahun.

Dan para Potterheads pasti tahu kalau Goblet of Fire dipenuhi getar-getar cinta. Disinilah mulai diperlihatkan bahwa tokoh utama, Harry Potter, mulai menunjukkan ketertarikan dengan lawan jenis. Sayang nasib tak berpihak pada Harry. Andai saja Harry lebih berani dan lebih cepat dari Cedric, tentunya Harry berhasil menggaet Cho untuk pesta dansa natal.

Tapi yang lebih menarik dalam percintaan adalah cinta dalam persahabatan. Untuk bisa langgeng, pasangan kita tak cukup menjadi pemuas nafsu. Dia juga harus bisa menjadi orang tua yang dewasa, kakak yang mengayomi, adik yang suka bermanja dan sahabat. Kenapa sahabat? Karena biasanya dengan sahabat manusia lebih membuka dirinya daripada keluarga. Dengan sahabat manusia bisa menjadi dirinya apa adanya.

Dihubungkan dengan cinta dalam persahabatan, tentunya tahu dong dan juga kenal dua sahabat yang menjadi kekasih. Yah, walaupun butuh waktu lama untuk mempertemukannya.



Dalam Goblet of Fire, inilah pertama kali muncul pertanda bahwa keduanya saling menyukai. Hanya saja Ron terlalu egois. Lho kok Ron? Ya iyalah... masa Hermione yang menyodorkan diri ke Ron untuk jadi partner-nya di pesta dansa natal. Turun derajat dong. :)

Ya, yang pastinya nggak romantis deh. Setiap cewek kan maunya diajak, diperlakukan istimewa. Lagipula Hermione sudah illfeel duluan saat Ron mengumbar-umbar akan mengajak Fleur.

Walhasil, Ron shock berat saat pahlawan Quidditch-nya, Krum, menggandeng Hermione. Puncaknya, mereka bertengkar setelah pesta dansa natal. Dan pertengkaran inilah yang menarik



RON   : He's using you
HERMIONE :How dare you! Besides I can take care of myself.
RON   : Doubt it. He's way too old.
HERMIONE : What? What? That's what you think?  
RON   : Yeah that is what I think. 
HERMIONE  : You know the solution then don't you. 
RON   : Go on.
HERMIONE  : Next time there's a ball pluck up the courage and ask me before      somebody else does, and not as a last resort.
RON   : Well that's completely off the point. Harry...
HERMIONE  : Where have you been? Nevermind! Off to bed both of you
RON   : They get scary when they get older.
HERMIONE  : Ron you spoil everything!

Ah,, gairah muda. Cinta memang harus diperjuangkan dan ditemukan. Kalau tidak begitu, dua hati yang bersemu pink tak akan bertemu dan bersatu.

Selasa, 02 Juli 2013

Makna kerja bagi manusia




Kerja. Sebuah usaha atau kegiatan yang wajib dilakukan manusia untuk mencapai sebuah hasil. Sejak kecil, manusia sudah dikenalkan pada kegiatan ini, walaupun kegiatan ini tidak berarti “KERJA” pada umumnya. Yang para anak-anak tahu adalah sejauh mereka menggerakkan badan mereka untuk kegiatan yang bermanfaat.Seperti belajar, membantu orang tua atau membantu orang lain. 

Kerja juga bukanlah kegiatan yang sia-sia. Dengan bekerja, manusia tentunya akan mendapatkan hasil dari kerja yang telah mereka lakukan. Seorang anak yang belajar dengan tekun akan mendapatkan nilai yang bagus. Anak yang membantu orang tuanya atau orang lain akan membuat orang tuanya atau orang lain tersebut senang. Ungkapan rasa senang itu bisa berupa pujian, belaian, atau mungkin hadiah yang berupa materi, contohnya uang atau barang.

Kerja yang sebenarnya baru akan dihadapi manusia saat mereka meninggalkan bangku sekolah. Saat itu usi manusia rata-rata berumur 18 tahun. Sebagian ada yang langsung bekerja , sebagian ada yang kuliah dan sebagian lagi ada yang mengambil keduanya (kuliah sambil bekerja atau bekerja sambil kuliah).

Dalam bekerja, manusia menemukan dunia baru yaitu mengenai profesional dan komitmen. Mereka juga dituntut untuk serius. Selain hal-hal tersebut, mereka juga akan menemukan teman baru, lingkungan baru dan pengalaman baru. Ketiga hal tersebut juga sangat berpengaruh pada diri tiap manusia. Biasanya mereka akan mengalami perubahan. Entah itu mundur, maju atau tetap. Tetap disini maksudnya perubahan yang berimbang. Entah mundur negatifnya dan maju positfnya atau justru sebaliknya. 

Semua hal itu bagaimanapun juga membuat manusia semakin berkembang. Itulah efek dari bekerja. Manusia dapat menggali dan semakin tahu potensi dan kualitas yang dimilikinya. Berkembangnya seorang manusia tentunya merupakan suatu hal yang membangakan hingga mereka sedikit melupakan alasan mendasar dari bekerja itu sendiri.

Manusia dianjurkan bekerja guna menggerakkan tubuh. Tanpa bekerja, manusia perlahan akan merasa hampa seolah tak memiliki ruh lagi layaknya selongsong kosong. Bekerja membuat manusia semakin sehat dan bugar. Justru dengan bersantai (tidak bekerja), manusia akan menjadi malas hingga perlahan berat badanpun naik. 

Bekerja juga dilakukan manusia untuk mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan hidup. Tak ada uang kau tak bisa hidup, begitu istilahnya. Dan uang yang mereka cari dengan bekerja merupakan uang yang halal. Memang terkadang uang-nya tidak halal, namun itu bukan dari pekerjaan karena semua pekerjaan itu baik. Jika uang itu haram, maka itu bukan di dapat dari bekerja. Contohnya saja korupsi, mencuri atau memalak.

Bekerja memang tidaklah mudah. Ini bukan berarti kita tak mahir atau tak menguasai pekerjaan kita, tapi karena sistem serta keadaan dalam pekerjaan itu sendiri. Contohnya peraturan. Biasanya dalam bekerja banyak ditemukan peraturan konyol yang sering tak masuk akal. Tak masuk akal jika dikalkulasikan atas nama gaji, fasilitas, lamanya waktu kerja, lamanya istirahat, serta banyaknya pekerjaan. Dan biasanya  pula, kata tak masuk akal dikemukakan oleh para pegawai.

Bukan hanya itu, kondisi lingkungan kerja terkadang tak sehat dengan adanya tukang adu domba, tukang peras, mata-mata, dan para pencari muka. Beberapa tahan dan beberapa tidak. Mereka yang tak tahan akan hengkang dari pekerjaanya.

Masalah tersebut memang sangat familiar. Wajar ada yang tak tahan. Yang mengherankan, kenapa banyak yang bertahan? Alasan klasik adalah demi keluarga. Akan makan apa  keluarga saya nanti? Jika saya keluar, bagaimana saya menghidupi keluarga saya?

Sungguh salut akan pertahanan mereka. Mereka masih bisa bekerja walaupun diperlakukan tak adil. Harga diri mereka, hak mereka sebagai manusia harus dikorbankan demi uang.Uang, yang merupakan hal dicari manusia melalui bekerja merupakan benda yang memiliki kekuatan hebat. Uang memang benda mati, namun uang dapat mengendalikan manusia. Uang dapat mengubah manusia menjadia bengis, begitu pada umumnya. Beberapa manusia menjadi terlalu terpaku pada uang hingga melupkan hal-hal penting di sekelilingnya (keluarga). Orang yang seperti ini disebut workaholic. Memang tak semua wokaholic terpaku pada uang. Namun mereka tetap menomorsatukan pekerjaanya lebih dari apapun, terlepas apakah mereka mencitai pekerjaan tersebut.

Disamping wokaholic, orang yang terpaku pada pekerjaan tentu saja para pemimpin perusahaan karena merekalah yang bertanggung jawab atas berjalannya perusahaan serta karyawannya. Namun tak berarti semua pemimpin adalah wokaholic.

Berbicara tentang para pemimpin perusahaan, terkadang mereka sering lupa akan kesejahteraan karyawannya bahkan terkesan semena-menademi meraih sukses menjalankan produksi. Memang pernyataan seperti ini abstrak. Tapi bukankah seperti itu? Jika mayoritas pekerja mengeluhkan atasannya, tak ada salahnya jika para atasan dinyatakan seperti itu.

Apakah dunia bekerja selalu seperti itu? Ketka bekerja, kita berusaha melakukan yang terbaik. Selang beberapa lama kita mulai merasa tak betah. Ada saja hal yang membuat hati kecil ita bertontak. Dan ujungnya muncul istilah rumput tetangga memang lebih hijau. Ini yang menjadi pemicu kita untuk segera mengakhiri kerja di tempat tersebut.
Ssesulit itukah bekerja? Kita sudah dituntut untuk menjadi profesional serta memegang komitmen. Kita berusaha melakukan yang terbaik bahkan terkadang bekerja melewati batas waktu kerja pada umumnya. Untuk apa semua itu? Uang, itu karena tujuan awal manusia bekerja adalah untuk mencari uang. 

Kalu begitu, untuk apa sekolah tinggi jika yang kita tuju selama ini adalah uang? Untuk apa belajar tekan dalam setiap junjang pendidikan jika ujungnya kita diperbudak? Dan jika sudah seperti ini, dimanakah nikmat bekerja?

Serendah itukah manusia demi mempertahankan uang? Rela dicaci maki dengan gaya binatang, rela dipecah belah keyakinannya, rela diperlakukan layaknya peri rumah. Jika begitu, bekerja merupakan simbosis parasitisme? Pegawai terlalu bergantung pada atasan tak peduli bagaimana mereka diperlakukan.

Para pegawai yang bosan bekerja pada orang kebanyakan akan berubah haluan menjadi orang yang memperkerjakan orang lain atau entrepreneur. Perintisan karir daalm usaha memang berat. Jatuh bangun dengan hambatan dari segi materi serta keluarga. Banyak memang yang sukses. Tapi entahlah, apakah para entrepreneur sukses ini akan menjadi sama dengan para atasan mereka saat mereka jadi pegawai dulu? Alsan kenapa mereka keluar kerja dan mencoba menjadi pengusaha . Siapa yang dapat menjamin hati seseorang yang bergelimang uang?