Sabtu, 11 Juni 2011

[El Unique Family] KESOMBONGAN DI MASA MUDA YANG INDAH



Mengingat masa yang telah dilalui. Dua tahun! Yah sudah dua tahun usia LUF-eL Unique Family. Dan dalam pencapaian itu tidak mudah. Lika-liku pasti ada. Bahkan acara hari ini pun dilakukan dengan sembunyi-sembunyi.

Selepas supper yang dihiasi lelucon, semuanya bernostalgia. Luf,, dua tahun silam.. dimana hari selalu dihiasi tawa. Dan juga sempat di landa keguncangan. Ketika beberapa personilnya vakum. Hingga terlihat tak ada harapan lagi Luf dapat menyatu menjadi sebuah keluarga yang unik lagi.

Selama obrolan nostalgia itu, Audrey membagi-bagikan Cake Pet yang telah dipotongnya kepada lima belas personil Luf lainnya.

”Ya ampun!”, seru Amanda. “Aku kenyang. Coba kalian lihat..”Amanda menunjuk nampan yang berisi Cake pet,”…sisanya masih banyak! Ini kita apakan ya?”

“Kita berikan pada orang lain saja!”, kata Elzha mengusulkan.

“Kau serius?”, tanya Anys sangsi.

“Ya.. aku setuju. Kita berikan saja sisa Cake pet ini!”, kata Laurant. “Tapi kita berikan pada orang yang spesial bagi personil masing-masing!”

“Dan orang itu juga harus yang care pada kita, pada Luf!”, tambah Karra.

“Benar!”, Riesh menganggukan kepalanya. “ Jadi tidak hanya spesial, tapi juga peduli pada Luf. Bukan hanya khusus, tapi juga umum!”

“Baiklah!”, kata Cenia. “Kita kerjakan saja sekarang. Aku yakin untuk memodifikasi Cake Pet, kita akan memakan waktu lama!”

Dan begitulah, semua bekerja dengan semangat dan cinta. Tentu saja, Cake Pet ala Luf selalu dibuat dengan cinta. Karena yang akan memakannya adalah orang-orang tercinta. Dan kali ini, sisa Cake Pet akan diberikan pada orang-orang yang spesial bagi para personilnya. Tentu semua tampak sibuk. Sibuk memodifikasi bentuk Cake Pet, menghiasinya, memotong kertas, membungkusnya, dan tentu saja yang paling diributkan adalah memutuskan siapa enam belas anak laki-laki yang akan mendapat Cake Pet itu. Harus dilakukan dengan sangat teliti. Karena anak laki-laki itu harus-tidak hanya-care pada satu personil, tapi juga keseluruhannya.
***
Audrey tidak tenang pagi itu. Selain itu, rasa kantuk amat dahsyat menyerangnya. Tentu saja, pembuatan Cake Pet berlangsung hingga pukul tiga pagi. Jadi, kali ini Audrey harus berjuang melawan kantuknya, sementara Mr . Isyad dengan mata elangnya mengawasi tiap sudut kelas. Siap menerkam siswa yang ketahuan tertidur.

Dan Audrey makin saja tidak tenang. Bukan hanya karena rasa kantuknya, tapi juga rasa cemas sekaligus takut. Pikiranya hanya tertuju pada Cake pet buatannya dan orang yang akan menerimanya. Audrey tak peduli pada pelajaran yang sedang diterangkan Mr. Isyad-mungkin itu juga karena rasa lelah dan kantuk yang begitu kuat.

Sementara Romie yang dudik di barisan samping kanannya terus memperhatikannya. Sepertinya Romie tahu Audrey tampak gelisah. Audrey juga tahu serta sadar bahwa Romie sejak tadi memperhatikan kegelisahan yang ada pada dirinya. Audrey tahu itu. Karena dia mengawasi Romie dari sudut matanya. Audrey yakin sekali Romie tak sadar bahwa Audrey tahu Romie memperhatikannya.

Berulang kali Audrey menghembuskan nafas kuat-kuat. Audrey dapat merasakan detak jantungnya berdetak lebi cepat. Sementara keringat dingin terus-menerus mengucur melalui setiap pori-pori kulitnya. Audrey menggelengkan kepalanya , berusaha untuk focus pada apa yang sedang diterangkan Mr. Isyad. Tapi semua kata-kata yang Audrey tak tahu kebenaran dan ketepatannya berkecamuk dalam pikirannya.

“Audrey, sebaiknya jangan!”, kata Avreal. “Ini semua tak pantas dengan karaktermu. Kau itu seorang gadis pendiam, yah setidaknya orang-orang mengira kau seperti itu. Mustahil kau dapat melakukannya. Memberikan Cake Pet secara langsung pada Arsand?! Aku tahu kau berani dan siap. Tapi bgaimana kata orang nanti? Tidakkah mereka akan berfikir jelek tentangmu?”

“Audrey, Cake Pet itu dari kita!” kata Anya tegas. “Ingat, kita!!! Personil Luf!! Lagipula, masih ada lima belas anak laki-laki lain yang akan menerimanya. Tidak hanya Arsand. Niat kita kan baik. Ingin berbagi kesenangan di hari jadi Luf!”
***
“Ayo, Audrey!”, paksa Amanda sambil meninju pelan pundak Audrey. Audrey hanya diam saja. Dia ingin berdiam sebentar di depan kolam ikan yang terletakm di samping gedung asramanya. “Lagipula aku sudah bilang padanya!”, kali ini Amanda tersenyum kegirangan.

“Dia siapa?”, Audrey bertanya.

“Siapa?”, Amanda mengulang pertanyaan Audrey dengan suara keras. Seakan itu adalah pertanyaan bodoh. “Tentu saja dia itu Arsand Vileops Thatch!!!!”. Audrey tetap diam.

“Aku sudah bilang padanya bahwa bukan aku yang akan memberikan Cake Pet itu padanya!”, tambah Amanda. “Lalu arsand balas bertanya ‘Kalau bukan kau, lantas siapa?’. Akupun menjawab ‘Salah satu temanku’. Dan katanya lagi, ‘Temanmu? Siapa?’”

“Lalu kau jawab apa?”, Tanya Audrey makin penasaran.

“Kujawab ’Siapa saja! Lagipula siapa yang kau mau? Tinggal pilih!’. Arsand terdiamuntuk beberapa saat, kemudian dia berkata, ‘Terserah kau Amanda!’”.

“Karena jawabannya seperti itu, akupun balik bertanya, “Terserah aku? Benarkah? Kalau… Audrey bagaimana?’”

“Apa dia berkomentar setelah kau mengucapkan kata-kata itu?”, Tanya Audrey.

“Dia diam. Cukup lama. Karena tak sabar, akupun kembali bertanya padanya, ‘Arsand!!! Apakah kau mendengarku? Bagaimana jika Audrey yang memberikannya?’. Tak ada jawaban darinya. Kupanggil lagi namanya, Arsand hanya bergumam. Dan akhirnya dia berkata, ‘Ya sudahlah’. Samar – samar aku mendengar Arsand menggumamkan namamu”.

Audrey benar-benar pusing. Kenapa harus dibuat rule seperti ini? Semua personil Luf sepakat-termasuk dirinya walau agak enggan- untuk memberikan Cake Pet secara langsung pada anak laki-laki tertentu yang spesial bagi salah seorang personilnya dan laki-laki tersebut harus care dengan luf. Dengan kata lain dia harus welcome dengan semua personilnya.

Akhirnya dengan pikiran matang dan siap menanggung semua risikonya, Audrey menitipkan Cake Pet buatanya pada Amanda untuk diberikan pada Arsand.

Amanda sangat terkejut ketika Audrey menyerahkan Cake Pet pada dirinya. “Kau tidak serius kan?”

“Aku serius, Amanda!”, kata Audrey kalem. “Sangat serius. Jadi aku mohon Amanda, tolong berikan Cake Pet ini padanya. Aku sungguh tidak bisa!”

“Kau payah!”

“Apalah!”, Audrey mengibaskan tangannya tak peduli. “Yang penting kau harus memberikannya. Terserah kau ingin berbicara apapun tentangku padanya!”, Audrey segera berlalu dari Amanda yang masih berdiri terpaku di depan kolam ikan.

Bel berbunyi. Pasti sekarang pukul sebelas tepat. Waktunya masuk kelas. Audrey berjalan menuju kelasnya dengan langkah ringan. Di kanan kirinya berjalan personil Luf lain. Ya, kelas mereka memang satu gedung. Mereka semua asyik berbicara tentang Cake Pet. Namun Audrey hanya diam. Ia tak ingin membicarakan Cake Petnya. Audrey sedang menaiki tangga. Karena memang kelasnya di lantai dua. Kemudian Audrey merasa ada yang menarik tangganya. Audrey menoleh. Amanda sedikit terengah.

“Ayo berikan padanya, Audrey!”, katanya sambil mengacungkan Cake Pet ke depan hidung Audrey.
Audrey memandang kelas XI IPA 1. Sebuah suara dalam kepalanya berkata, “ Ayo, masih ada kesempatan. Cepat berikan!”.

Audrey menngelengkan kepalanya. “Tidak!”, katanya tegas. “kau dan luf lainnya satu kelas dengannya. Jadi kau-atau mungkin yang lain – lebih mudah memberikannya. Maaf Amanda, aku harus bergegas. Mr.Adral telah tiba!”, Audrey melepaskan tangan Amanda dari tangannya dan mendorong Cake Pet yang tadi diacungkan Amanda. Amanda hanya memandang Audrey yang masuk ke kelasnya tepat setelah Mr. Adral memasuki XI IPA 4.

Amanda memasuki kelasnya dan segera duduk di kursinya. Mr. Clapt belum datang. Tak lama Laurant datang dan duduk di sampingnya.

Laurant segera paham begitu melihat Cake Pet di atas mejaAmanda. “Jadi, Audrey benar-benar tidak mau untuk memberikannya secara langsung?”

“Ya, begitulah!”, jawab Amanda kalem. “Hey, Mr. Thatch!”, panggil Amanda begitu tahu arsand telah datang. Suasana kelas memang masih ramai. Jadi Amanda yakin tak banyak yang akan memperhatikan.
“Ada salam untukmu, Arsand!”, kali ini Laurant yang berbicara.

“Tidak lucu!”, kata Arsand ketus

“Sungguh! Ini serius!, Mimik wajah Amanda diubah menjadi sangat serius.

“Ya sungguh sangat tidak lucu!”, ujar Arsand.

Laurant dan Amanda kemudian menundukkan kepala mereka hingga sejajar dengan meja. Arsand yang penasaran ikut melakukan apa yang dilakukan kedua gadis yang duduk di sebelah kirinya itu.

“Dari…. Dia!”, ujar Laurant pelan. Nyaris seperti bisikan. Sementara itu Amanda hanya terkikik. “Maaf Dia tak bisa memberikannya secara langsung!”, tambah Laurant sambil tersenyum nakal. Kemudian Amanda segera menyerahkan Cake Pet pada Arsand.

Arsand menerima Cake Pet yang di letakkan di atas kardus biru berbentuk hati itu. Arsand berpikir bahwa kue itu cukup manis. “Ya sudah tidak apa-apa”, kata Arsand. “Tak jadi masalah!”. Arsand terus tersenyum dan matanya terus terfokus pada Cake Pet di tangannya.

“Arsand, maaf yah kuenya agak kecil!”, kata Amanda. “Karena memang bukan aku yang membuatnya. Jika aku yang membuatnya, aku jamin ukurannya akan lebih besar dari itu!”

“Memang siapa yang membuatnya?”, Tanya Arsand. Kedua alisnya menyatu.

“Ya siapa lagi…”, ujar Laurant tak sabar.”…tentu saja dia. Orang yang tidak jadi memberikan Cake Pet itu secara langsung kepadamu!”

Jawaban singkat namun cukup membuat arsand terperangah. Kali ini Arsand tersenyum lebar.

“Semalam, kami melakukan undian…”, kata Amanda.”…undian untuk menentukan siapa saja anak laki-laki yang berhak menerima Cake Pet!”. Amanda berhenti sebentar. Ingin tahu reaksi Arsand. “Dan saat tiba gilirannya, yang muncul itu namamu, Arsand!!! So sweet!”

“Amanda, kau ini selalu saja bisa meledek orang!”, ujar Arsand seraya tersenyum lebar.

Rabu, 18 April 2007.. 8.34pm

Masyitoh 2/2

Audrey :Bubu
Anya ; Risum
Amanda : Vemi
Riesh ; Mapit
Anys : Q2
Karra : Sari
Cenia : Macho
Avreal:Gieth
Syo Wind:Icul
Elzha:Ika
Rachel;Adhien
Caputra;Ophy
Dharry;Rida
Ezy: Ummu
Caryn;Riley
Laurant:Rezhoet

Fuziami=Yuli
Septia=Pahe
Imha=Fatim
Mars=Ratna
Niyha=Nikur

Aku Benci jatuh cinta

Aku benci jatuh cinta…
Karena…
Aku harus terlihat menawan di hadapannya
Aku harus menjaga sikapku
Aku harus slalu membuatnya tertarik kepadaku
Aku harus mmbuatnya gembira tak peduli usahaku dalm melakukanya membuatku menderita
Aku tak bisa menjadi diri sendiri
Aku tak bisa bebas


Aku benci jatuh cinta
Karean aku tak bisa fokus
Pada pekerjaan
Pada studi
Pada teman dan sahabat
Pada keluarga dan terutama padaNYA

Aku benci jatuh cinta
Karena waktu dan perhatianku tlah terbagi
Untuk harus memikirkanya
Untuk meluangkan waktuku untuknya
Untuk memperhatikannya
Untuk melamunkannya, mengkhayalkannya
Dan berfikir apa yang tengah dia lakukan
Apakah dia bahagia?? Ataukah tengah bersedih??

Aku benci jatuh cinta
Karena aku telah menduakanNYA
Aku mengkhianatiNYA karena aku mementingkan makhlukNYA
Karena cintaku padaNYA ternoda oleh cinta semu
Karena aku tak lagi merasakan ketenangan,,, yang ada hanya perasaan melayang nan hangat akibat desiran nafsu
Karena aku dideru perasaan bersalah kepadanNYA
Oleh perasaan yang kutahu orang tersebut belum halal atau mungkin tak akan pernah halal bagiku

Aku benci jatuh cinta

Dan…
Terlebih lagi jika dia mengutarakan cintanya
Sedangkan aku terpojok dalam keadaan serba salah




Karena kini dia adalah orang yang kucintai,,

bukan lagi sahabatku,,,,,

If I weren't love him

If I weren't love him...........
I wouldn't feel guilty when he was disappointed
I wouldn't feel sad and confused when saw him crying
I wouldn't be anxious when he wasn't well

If I weren't love him.............
I wouldn't owed him any merit every he helped me
I wouldn't be brave enough sharing my pain to him fluently
I wouldn't be glad every receiving his calls or his sms
I wouldn't worry when he didn't keep his promise
I wouldn't be hurt when he evaded

If I weren't love him..............
I wouldn't care of him. Whatever he does, whatever his likes or dislikes, whatever his talents or skills
I wouldn't take care of him or pay attention to him. about his activities, his buddies, his family, and people around him
I wouldn't care any of him said. because his comments aren't important

If I weren't love him..............
I wouldn't feel abnormal
I wouldn't be stronger and weaker at the same time
I wouldn't feel alone when he was far away
I wouldn't always expect he will arrive in front of my gate with white horse

If I weren't love him...........
I wouldn't tolerate his habit that definitely   I dislike
I wouldn't be influenced by his interesting that I didn't know and even I didn't like before
My tongue wouldn't be so tired because of talking about him all the time

If I weren't love him......
I wouldn't never try to make him happy
I wouldn't  try to step aside his sorrow
I wouldn't be eager to bear his burden

yah,,,,, If I weren't love him

If I weren't love him.......
I won't hurt anybody