Ron
Aku
tahu ini hari keberuntunganku. Aku bisa melihat Harry Potter dari dekat! Bahkan
kami bercakap-cakap. Namun kebahagiaanku terusik menjelang siang. Aku baru saja
ingin menunjukkan kepada Harry sebuah mantra yang diajarkan Fred ketika sosok
itu masuk. Seorang perempuan dengan rambut coklat lebat dan gigi besar-besar
masuk ke kompartemen kami. Dia tertarik untuk melihat demonstrasiku, tapi
sayang mantraku tak berhasil. Aku hanya mampu mengubah ekor Scabbers menjadi
kuning. Melihat kegagalanku, cewek itu dengan bangga berkata dia telah berhasil
melakukan beberapa sihir sederhana meskipun dia kelahiran-Muggle.Mungin saja
dia membual. Menyebalkan sekali aku harus menahan malu di depan Harry dan cewek
tersebut.
Hermione
Saat
aku tengah mencari Trevor,katak Neville, aku tak sengaja masuk ke sebuah
kompartemen yang diisi oleh dua anak laki-laki. Yang satu kurus berkacamata dan
satunya lagi berambut merah dengan wajh berbintik-bintik. Bahkan di ujng
hidungnya ada kotoran! Aku tertarik pada si rambut merah karena kulihat dia
tengah memegang tongkat. Memang benar dia akan melakukan sihir. Ternyata payah
sekali sihirnya. Selama ini aku tak pernah gagal melakukan beberapa sihr
sederhana. Akupun segera meninggalkan mereka karena aku harus meneruskanm
mencari Trevor. Sebelum aku pergi, aku juga memberitahu si rambut merah untuk
membersihkan kotoran di hidungnya.
Ron
Halloween
ini aku membuat Hermione Granger menangis. Itu karena aku menyebutnya sangat
mengerikan dan juga mimpi buruk. Aku tahu aku benci sekali dipermalukan untuk
kedua kalinya ketika melakukan Mantra. Memang sih itu bukan salahnya. Tapi
caranya dia mengajari mantra melayang itu menjengkelkan. “Cara ngomongmu
salah. Mestinya Wing-gar-dium Levio-sa, ‘gar’-nya yang enak dan panjang”.
Huh, apalagi Professor Flitwick
memujinya di hadapan seluruh kelas karena memang si Granger itu yang
satu-satunya berhasil di kelas.
Bagaimanapun
juga kini kami bersahabat, aku, Harry dan Hermione. Lucu memang. Aku sendiri
tak menyangka seorang Hermione yang taat pada peraturan berbohong demi menyelamatkan
aku dan Harry. Dia bilang bahwa dia
sengaja mencari Troll krena menurutnya dia mampu melumpuhkan Troll berdasarkan
apa yang telah dibacanya. Hermione juga menambahkan mungkin dirinya sudah mati
jika aku dan Harry tidak datng menemukannya. Cerita yang bagus!
Hermione
Selepas
pelajaran Mantra aku tak meneruska mengikuti pelajaran lain. Aku menangis di
toilet anak perempuan. Aku tahu in konyol, tapi Ronald Weasley benar. Aku
memang tak mempunyai teman. Tapi bukan berari dia boleh mengataiku sebgai mimpi
buruk. Apa salahnya jika aku selalu bisa menjawab pertanyaan guru? Aku kan
hanya ingin tahu lebih banyak tentang sihir karena aku bukan berasal dari
keluarga penyihir. Saking sedihnya aku tak tahu ada Troll yang masuk ke toilet
perempuan. Troll itu menghancurka wastafel dan aku tak tahu apa yang harus
kulakukan. Tapi kemudian datang Harry dan Ron. Harry menyodokkan tongkatnya ke
hidung Troll dan Ron berhasil membuat pentungan si Troll melayang hingga
menimpa kepala si Troll itu sendiri. Aku
berhutang kepada mereka. Maka ketika para guru datang, aku berbohong bahwa aku
sengaja mencari troll untuk melumpuhkannya. Tak mingkin aku berkata jujur dan
membuat mereka berdua kena detensi setelah mereka menyelamtkanku.
Ron
Malam ini aku capek sekali. Aku
kena detensi membersihkan piala di ruang
piala tanpa sihir! Huh, tanganku pegal. Belum lagi muntah siputku kumat hingga
aku harus membersihkan piala Pengabdian Kepada Sekolah selama satu jam hingga
lendirnya hilang. Serangan
muntah siput yang menimpaku ini akibat kesalahan tongkatku. Tongkatku kan
nyaris patah saat mobil yang kutumpangi bersama Harry menabrak Dedalu Perkasa.
Aku menggunakan tongkatku untuk mengutuk Malfoy yang mengatai Hermione Darah
Lumpur. Sayangnya tongkatku menyerang balik. Sinar yang seharusnya meluncur
dari ujung tongkat yang terarah ke Malfoy malah meluncur dari ujung tongkat
yang yang kugenggam. Yah, setidaknya aku cukup berani untuk mengutuknya, walau
senjata makan tuan.
Hermione
Aku
tak bisa mempercayai mataku saat siput-siput besar berkilat berjatuhan dari
mulut Ron. Itu akibat kutukannya yang salah menyerang. Awalnya Malfoy
menyebutku Darah Lumpur. Aku sama sekali tak menegrti apa artinya, namun aku
tahu itu umpatan yang sangat kasar ditambah lagi dengan anggota tim Gryffindor
yang berteriak-teriak marah. Aku sungguh kagum pada Ron yang segera mengarahkan
tongkatnya ke Malfoy. Sayang, tongkatnya yang nyaris patah itu malah
mengeluarkan kutukan dari ujung yang dia genggam, bukan ujung yang terarah ke
Malfoy. Dan begitulah, kutukan itu menyerang Ron sendiri dan membuatnya muntah
siput. Menjijikkan memang, tapi itu perbuatan yang gagah berani. Dia membelaku dari
Malfoy. Dia tahu keluarga Malfoy bisa melakukan apa saja dengan kekuasaan yang
mereka miliki, tapi dia tetap ingin menyerang Malfoy demi membelaku. Meskipun
banyak anak-anak Gryffindor yang membelaku, menurutku pembelaan Ron yang paling
manis karena tak seorangpun dari mereka, termasuk Harry, yang mencabut
tongkatnya.
Ron
Aku
tahu banyak wanita yang menyukai Lockhart. Oh tentu saja karena Lockhart itu
tampan dan memiliki prestasi mengagumkan (katanya). Tapi aku tak bisa percaya
jika Hermione termasuk dalm wanita yang menyukainya. Selama ini dia bersemangat
dalam pelajaran Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam karena memang sudah menjadi
wataknya untuk selalu mengangkat tangan dalam setiap pealajarn kan. Aku tak
pernah menduga dia mengagumi Lockhart bahkan sampai menggaris bawahi tulisan
Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam dalam daftar pelajarannya dengan hati
kecil-kecil. Ini tak seberapa dibandingkan dengan kartu ucapan cepat sembuh
dari Lockhart yang ditaruh dibawah bantal
Hermione ketika Hermione harus tidur di ranjang rumah sakit. Bagaiman
bisa Hermione
tidur dibawah kartu menjijikkan itu?
Hermione
Sudah
cukup lama aku tak bercakap-cakap dengan Harry maupun Ron. Sepertinya
persahabatn kami selesai. Mula-mula karena Scabbers yang sering diburu
Crookhans, setelah itu Firebolt . Bukankah ini hal wajar jika kucing mengejar
tikus? Kenapa Ron tak mau menggunakan otaknya barang sedikitpun? Dasar idiot.
Harry juga ikut menuduhku yang tak mencoba menjaga Crookhans. Kemana sih
perginya otak mereka? Kenapa mereka lebih mementingkan kebanggaan daripada
keselamatn jiwa? Aku tak mengerti bagaimana bisa Ron mengabaikan fakta bahwa Firebolt
yang dikirim untuk Harry sebagai hadiah natalnya tak diketahui siapa
pengirimnya. Bukankah sirius Black memburu Harry? Kenapa mereka tak curiga
bahwa kemungkinan sapu itu dikirim oleh Black? Dan mengapa Ron tak bisa
membujuk Harry untuk meninggalkan sapu tersebut? Ah sudahlah. Aku masih punya
banyak pekerjaan. Pe-erku menumpuk, ditambah aku harus mencari pembelaan
Buckbeak. Pembalik waktu ini memang tak banyak menolongku. Tapi mungkin dengan
menjauhnya Harry dan Ron dariku mereka tak akan curiga tentang jadwal
pelajaranku dan Ron tak lagi mengintegorasiku kenapa jadwal pelajaranku sering
dilakukan pada saat yang bersamaan. Bagaimanapun juga aku rindu pada mereka.
Terlebih lagi kemarin Black nyaris menyerang Ron dengan pisau besar. Aku khawatir
kepada Ron. Kuharap dia tidak terguncang
Ron
Aku
semakin tertekan belum mendapatkan pasangan untuk pesta dansa natal ini. Fleur
telah menolakku. Huh, semua gadis cantik telah habis. Siapa lagi yang harus
kuajak sementara aku juga tak cukup berani berbicara kepada mereka. Ingin
sekali aku mengajak Hermione, namun dia kan sahabatku. Hermione juga bukan
gadis cantik. Tapi bukan itu alasan keenggananku untuk mengajaknya. Aku tak
punya kekuatan untuk mengajaknya. Rasanya sungguh konyol kau pergi ke pesta
dansa dengan sahabatmu. Aku sungguh tak berani mengajaknya karena aku juga
takut dia menolakku. Hermione kan gadis yang luar biasa pintar, sedangkan aku
biasa-biasa saja. Jika saja aku seperti Harry, mungkin aku akan berani
mengajaknya.
Hemione
Aku
muak mendengar ocehan Harry dan Ron tentang pesta dansa konyol ini. Mereka
terus saja ribut mengenai siapa yang akan mereka ajak ke Ball. Apakah mereka
tak bisa melihatku? Terutama Ron. Kenapa dia sibuk menarik perhatian Fleur
Delacour? Padahal selama ini aku selal disisinya. Aku tahu aku tak cantik
seperti yang diingginkannya. Rambut lebatku cenderung kusut sedangkan gigi
depaku besar-besar. Namun apakah itu masalah? Memang sih, pada akhirnya Ron
mengajakku. Itupun sudah sangat dekat dengan acara Ball. Aku menolaknya karena
aku telah diajak seseorang. Lagipula ajakan Ron itu tak romantis.
Ron
Aku
tak mempercayai mataku saat kulihat Viktor Krum memasuki Ball dengan
menggandeng Hermione. Bagaimana bisa? Hermione kan selalu bersama kami atau
mengurung diri di perpustakaan. Sedangkan Krum tak bisa pergi tanpa diikuti
oleh para pemujanya. Aku terus mendesak Hermione, saat dia terpisah dari Krum untuk
menggunakan akal sehatnya bahwa Krum adalah musuh kita, musuh Harry dalam Turnamen
Triwizard. Mungkin kata-kataku kelewatan. Aku mengucapkan segala tuduhan kepada
Krum karena aku tak tahan melihatnya bersama dengan Hermione. Ini juga salahku
yang tak mengajaknya sebelum kedahuluan Krum. Oh aku sangat menyesal.
Hermione
Aku
cukup menikmai pesta dansa ini. Viktor cukup baik dan lucu. Itu karena dia tak
bisa mengucapkan namaku dengan benar. Namu tak selamanya pesta dansa ini terasa
menyennagkan bagiku. Aku dan Ron bertengkar mengenai Viktor. Da berpendapat
Viktor tak bisa dipercaya karena dia anak Dumstrang yang secara tak langsung adalah
lawan Harry di Turnamen Triwizard. Aku muak sekali mendengar ucapan Ron yang
tak masuk akal. Apakah ini yang disebut cemburu? Sebegitu bencikah Ron pada
Viktor? Kalau dia tak ingin aku pergi dengan orang lain, kenapa dia tak
mengajakku dari awal? Kenapa pula dia mengajakku di saat-saat terakhir saat
Viktor telah mengajakku?
Aku
Prefek? Prefek Gryffindor bersama Hermione? Aku tak menyangka kenapa Professor
McGonagall dan Dumbledore malah memilihku bukannya Harry. Bukankah dia lebih
hebat. Walaupun aku tak enak hati terhadap Harry, aku tak bisa menolak. Dengan
diangkatnya aku menjadi Prefek, aku memiliki waktu bersama dengan Hermione.
Kami akan lebih
banyak menghabiskan waktu untuk mengurus ketertiban asrama Gryffindor.
Hermione
Surat pemberitahuan pagi ini.
Seperti biasa memberitahuku daftar keperluanku di tahun kelima dan ada lagi yang mengejutkan. Aku
terpilih mrnjadi Prefek! Aku pikir Harry yang menjadi partnerku,karena kulihat
dia tengah memegang lencana Prefek, namun ternyata Ron. Entah kenapa Harry tak terpilih. Namun sulit rasanya
menyembunyikan kegembiraan bahwa Ronlah yang terpilih. Sudah pasti aku akan
akan tampak konyol dihadapan semua lelaki itu. Walau wajahku merah padam, aku
berusaha bersikap wajar dihadapan Harry, Ron, Fred dan Geeorge. Sungguh asyik bukan, membayangkan bahwa kami akan memiliki lebih banyak waktu berdua. Memang sih,
bukannya waktu untuk bersenang-senang, tapi bukan berarti aku tak bisa bersenang-senang
disaat serius kan?!
Hermione
Harry sadar bahwa aku menggunakan Mantra Confundus
pada McLaggen dengan alasan berdiri persis di depan tempat dudukku saat uji
coba Tim Quidditch Gryffindor. Wajahku yang memerah sudah cukup sebagai jawaban
“Ya” walaupun aku tak mengucapkannya. Aku mengaku pada Harry bahwa aku telah
melakukan hal ini karena McLaggen mengatakan sesuatu tentang Ron dan Ginny dan
tentu saja itu bukan hal yang baik dan menyenangkan. Lagi pula, dia sangat
pemarah dan kuyakin Harry tak akan menginginkan orang seperti dia dalam tim.
Walaupun Harry sudah tahu alasannya, dia masih saja memojokkanku dengan
mengingatkan bahwa aku ini seorang Prefek yang tak boleh berbuat curang sambil nyengir.
Memang tak sepantasnya aku begitu. Tapi kupikir aku tak bersalah. McLaggen itu
gila dan aku masih ingin Ron bermain sebagai Tim Gryffindor. Aku tahu Ron itu
rendah diri, tapi dia pemain yang hebat. Aku
tak ingin posisinya digantikan McLaggen.
Ron
Sebenarnya iri aku tak termasuk ke
dalam klub Slug. Klub konyol yang didirikan professor Horace Slughorn. Harrry
tentu saja masuk, siapa yang tak tahu Harry Potter. Hermione juga, tentu saja
dia kan murid terpandai. Bahkan Ginny juga termasuk. Ini karena Slughorn kagum
akan Kutukan Kepak Kelelawar yang digunakannya kepada Zacharias Smith saat
beliau melintas di depan kompartemen mereka. Dan natal ini Slughorn mengadakan
pesta di kantornya. Dan tentu saja para anggota Klub Slug yang diundang. Tapi
aku tak menyangka Hermione berniat mengajaku ke pesta natal tersebut.
Sebenarnya aku sangat mau, namun aku tak bisa berkata “ya, aku mau’. Tidak
setelah aku mengatakan bahwa Hermione bisa jadian dengan McLaggen, jadi Slughorn bisa meresmikan mereka sebagai Raja jadi Ratu
Siput. Tak mungkin aku menarik kembali kata-kataku. Ditambah lagi Hermione
berkata dengan berang jikalau aku lebih suka dia jadian dengan McLaggen.
Aku memang payah. Ini kedua kalinya aku membuktikan
bahwa aku pengecut.
Ron
Tak kusangka Ginny akan
mengatakan hal itu. Hermione pernah berciuman dengan Viktor Krum? Benci sekali
mengetahuinya, namun itu juga salahku. Aku yang tak berani mengajaknya hingga Krum mendahuluiku. Aku semakin
frustasi ketika Ginny memojokkanku sebagai orang yang memandang jijik berciuman. Sebenarnya aku tidak jijk. Aku hanya iri
belum pernah melakukannya. Tak mungkin aku mencium Hermione bahkan mengatakan
padanya bahwa aku menyukainya. Sungguh aku tak berani.
Ditambah lagi aku sedang kesal dengannya. Memang bukan salahnya mencium Krum, tapi tetap saja aku kesal. Ah
sudahlah, kini aku punya Lavender yang selalu
menciumku. Walau Ginny terus menyebutku munafik, aku tak peduli. Kuharap Hermione memaklumi. Dia pernah mencium
Krum, maka tak ada salahnya kan aku mencium Lavender? Kenapa dia harus marah dengan menerbangkan burung-burung ke
arahku hingga membuat tangan dan lenganku lecet.
Hermione
Aku tak tahu apa salahku. Kenapa
Ron terihat gusar. Aku mengaku agak kelewatan menuduh Harry menuang Felix Felicis dalam
jus labu kuning Ron. Tapi Ron juga tak harus berkata seperti itu,
membalikkan semua ucapaku saat sarapan tadi ditambah dengan intonasi tinggi dan berlebihan. Namun itu tak seberapa,
hal yang lebih
menyakitkan kulihat saat aku baru saja masuk ke
ruang rekreasi. Ron
sedang berciuman dengan Lavender! Aku tak menyangka dia berani. Dasar brengsek! Pantas saja Ron sangat
menikmati pestanya.
Ron
Ulang tahun paling buruk. Aku
memakan Coklat Kuali Harry pemberian Romilda dulu yang ternyata dibubuhi Ramuan
Cinta. Memang pengaruh ramuan itu segera hilang karena Harry membawaku ke Slughorn dan
dia membuatkan penagkalnya untukku. Sayang, saat aku meminum Mead dari Slughorn, aku nyaris sekarat. Mead yang
beracun itu hampir membunuhku. Untung Harry segera memasukkan bezoar ke mulutku. Dan
beginilah, aku mendekam di rumah sakit. Bahkan tak bisa ikut bertanding Quidditch serta
merelakan McLaggen menggantikan posisiku. Sisi baiknya, Hermione mau berbicara
lagi kepadaku. Aku memang merasa sangat bersalah karena menyakitinya dengan
memacari Lavender. Kini aku selalu berpura-pura tidur jika Lavender menjenguk
namun selalu bersemangat jika Hermione datang (dan Harry, tentu saja)
Hermione
Aku terhenyak saat kudengar Ron
masuk rumah sakit akibat keracunan. Padahal ini hari ulang tahunnya. Oh aku cemas
sekali. Cukup lama Ron tak sadarkan diri. Aku menyesal telah bersikap buruk
kepadanya beberapa waktu terakhir ini. Aku bersama Harry dan keluarga Weasley lainnya
menunggu Ron di rumah
sakit. Aku tak sanggup berkata-kata melihat Ron yang berbaring tak berdaya.
Kuharap Ron cepat sembuh. Karena pertandingan Quidditch ini dia masih
di rumah sakit dan MacLaggen menggantikan posisinya.
Ron
Aku capek sekali mengerjakan essai
Snape ini dan aku frustasi ketia tahu banyak ejaanku yang salah. Mungkin ini karena
mantra Pengecek-Ejaan di pena bulu produksi Fred dan George sudah pudar.
Untung saja hermione menawarkan diri membantuku untuk memperbaiki ejaanku.
Akupun berkata “I love you, Hermione”. Senang sekali aku bisa mengatakannya.
Seandainya dia tahu bahwa aku mrngucapankannya bukan hanya sekedar ucapan
terima kasih tapi juga apa yang telah kurasakan padanya selam bertahun-tahun
ini. Aku sangat berharap Lavender mendengar ini supaya kami bisa putus. Sulit
sekali lepas darinya. Rasanya seperti berpacaran dengan Cumi-cumi raksasa.
Hermione
Semenjak Ron keluar dari rumah sakit,
dia jarang sekali bersama dengan lavender. Dia selalu ketakutan bila melihat
seorang wanita melintas di depan kami hingga di bersembunyi di balik
punggungku. Senang rasanya kembali seperti semula. Kami bisa ngobrol dan
mengerjakan pe-er bersama. Seperti malam ini, kami mengerjakan essai Dementor
untuk Snape dan Ron tampak frustasi melihat banyak ejaan salah di essainya. Ini
bukanlah masalah besar, namun Ron yang sudah sangat lelah tentu merasa stres dan
berfikir dia harus menulis ulang seluruh essainya. Akupun kemudian membantunya
membetulkan semua ejaan yang salah. Ron segera berkata “I love you, Hermione".
Wajahku merona. Aku bahagia sekali. Ah, seandainnya Ron mengutarakannya dengan
serius, maksudku dengan tulus bahwa dia benar mencintaiku bukan hanya sekedar
sebagai ungkapan terima kasih. Bagaimanapun juga aku mengingatkan diriu bahwa
Ron masih pacarnya Lavender. Namun aku tak bisa menahan kebahagiaan ini ketika
Ron berkata bahwa dia ingin Lavender mendengar apa yang dikatakan Ron kepadaku
supaya mereka bisa berpisah secepatnya.
Hermione
Aku
senang Ron selamat dan tak terluka sedikitpun setelah kami semua menyamar
sebagai Harry. Aku segera berlari kearahnya dan memeluknya. Lega rasanya
mengetahui keadaanya baik walaupun sedikit terguncang. Aku juga terkejut saat
Tonks memberitahu kami Ron berhasil menumbangkan satu Pelahap Maut dengan
melancarkan Mantra Bius yang tepat mengenai wajah Pelahap maut tersebut.
Ternyata Ron mampu melakukan Mantra ini dengan sangat baik. Lucu mendengarnya
berkata, “selalu nada heran” ketika aku
memastikan dia benar-benar melakukannya. Namun sepertinya ucapanku berbalas
saat pernikahan Bill dan Fleur. Ron memujiku dalam busana pesta ini. “selalu
nada heran” adalah ucapanku sebagai balasan saat Ron tampak terkejut mengetahui
aku bisa tampil cantik.
Ron
Aku
berhasil melakukannya. Mantra bius yang tepat mengenai seorang Pelahap Maut.
Bukankah itu hebat, eh? Tapi aku sedikit kecewa ketika Hermione tak percaya aku
berhasil melakukannya. Selalu saja nada heran yang terlontar ketika dia tahu
aku bisa melakukan Mantra dengan baik. Aku kan tidak bego-bego amat. Tapi
mungkin ini seimbang. Hermione selalu heran saat aku bisa melakukan sihir
dengan baik dan aku juga suka heran saat dia tampil memukau dalam acara-acara
pesta. Di pernikahan Bill dan Fleur ini dia menggunakan gaun dan sepatu hak
tinggi dengan warna Lila. Dan aku tak akan membiarkan si cantik ini kembali
berduaan dengan si aneh Viktor Krum dengan jenggot konyolnya.
Hermione
Rasanya waktu berlalu dengan
cepat. Baru saja aku menikmati saat bersama Ron di pernikahan Bill dan sekarang
kami bertiga bersembunyi di Grimmauld Place. Aku masih saja memandangi Ron yang
tidur dibawah tempat tidur sofaku. Ron kini benar-benar terbuka. Dia tak malu
menangis, menumpahkan perasaannya setelah Patronus Mr. Weasley muncul. Ron
bahkan bersikap ksatria memaksaku tidur di sofa ini. Sungguh hal yang sulit
dipercaya. Aku tak boleh hanyut akan kebahagiaan ini karena Hocrux tengah
menanti kami yang kami sendiri tak tahu dimana.
Ron
Yang
kutahu rasanya menyakitkan. Setengah daging lenganku hilang akibat splenching.
Selama penumbuhan daging ini Hermione rajin merawatku. Jujur aku senang, tapi
aku juga sebal saat harus memakai Hocrux sialan itu, atau melihat Harry tampak
akrab dengan hernione dan juga harus makan makanan hutan yang rasanya
memuakkan. Sungguh hidup yang tak jelas. Namun yang paling kutakutkan dari
semua ketidakjelasan ini adalah Hermione yang akan meninggalkanku.
Hermione
Aku
sangat khawatir melihat setengah daging Ron menghilang dari lengannya. Wajahnya
yang semakin pucat dan darah yang terus bercucuran nyaris membuatku lemas tak berdaya.
Namun
aku harus bertindak dengan cepat. Aku tak ingin Ron semakin menderita. Kini
memang keadaanya membaik, tapi itu hanya secara fisik. Secara batin dia tampak
menjengkelkan. Terlebih jika dia tengah memakai Hocrux. Belum lagi dengan
kurangnya rasa hormat dari setiap masakanku. Kenapa dia tak bisa mengerti? Aku
sudah berusaha membuat makanan yang layak di pengasingan ini, tapi dia tetap
saja berbicara kasar padaku, dan juga Harry.
Ron
Aku pergi dari Hermione dan
Harry. Pilihan bodoh kabur dari misi. Aku tak tahan selalu menjadi yang terbego
diantara kami bertiga. Mereka berdua sibuk beragumen tentang pedang Gryffindor
dan tak sedikitpun membahas Ginny. Memangnya Harry tak peduli padanya lagi? Aku
tak yakin itu. Aku menerobos hujan, tak peduli dengan
Hermione yang mengejarku seraya memohon agar aku kembali. Untuk apa aku
kembali? Bukankah itu bagus, supaya dia dan Harry bisa berduaan?
Hermione
Aku
menangis semalaman. Ron pergi! Pergi meninggalkanku dan Harry. Aku sudah berusaha
memanggilnya, memohon ditengah guyuran hujan untuk kembali. Tapi dia tak
kembali bahkan menolehpun tidak. Aku sangat kesepian dan sedih sepeninggalnya, tapi aku tak bisa
meninggalkan Harry sendiri. Tidak sebelum misi menghancurkan Hocrux selesai.
Ron, dimana kau? Aku sangat merindukanmu.
Ron
Aku rindu pada kawanku, terutama
pada Hermione. Aku sangat menyesal meninggalkan mereka. Aku ingin kembali namun
tak tahu bagaimana cara menemukan mereka. Tidak sampai aku mendengar suara
Hermione dari dalam sakuku, lebih tepatnya Deluminatorku. Aku berhasil
menemukan Harry dan Hermione berkat cahaya biru dari Deluminator yang
menuntunku ke persembunyian mereka. Kemunculanku memang cukup menarik karena
aku menyelematkan Harry dan mengambil pedang Gryffindor. Aku juga menghancurkan
Hocrux liontin! Hebat bukan? (walau Harry mengatakan semua hal hebat ini untuk
menarik simpati Hermione, tetap saja ini fakta yang hebat). Memang awalnya
sulit menghancurkan Hocrux dan itu karena emosiku kacau. Hocrux tersebut
menampilkan semua ketakutanku sebagai anak yang paling sedikit dicintai dan
selalu jadi nomor dua (setelah Harry) di mata Hermione. Lega rasanya setelah
kuhancurkan Hocrux dengan pedang Gryffindor (wow, satu Hocrux dibasmi olehku)
ditambah Harry yang meyakinkanku bahwa dia selalu menganggap Hermione sebagai
adiknya dan Hermione sangat merana ketika aku pergi meninggalkan mereka.
Hermione
Akhirnya
Ron kembali. Tapi aku tak senang. Aku tak peduli apa yang telah dilakukannya
(yang katanya dia telah meyelamatkan nyawa Harry). Aku sangat benci padanya,
tidak tahukah dia betapa sakit hatiku merindukannya? Tak tahukah dia seberapa sedihnya hati ini ketika dia tak
menoleh saat kupanggil? Dan kini dia muncul dengan seenaknya dan meminta maaf dengan
mudahnya. Aku
memang memutuskan untuk berdiam diri. Sulit mengontrol perasaan ini kepadanya
setelah dia pergi. Si idiot itu tak
pernah menunjukkan keseriusan atau penyesalan yang pantas. Tapi
aku sungguh tersanjung saat dia memberitahuku dan Harry bahwa suaraku muncul
dari Deluminatornya yang kemudian mengarahkannya sehingga bisa menemukan kami.
Ron
Teriakan
Hermione membahana sampai ke ruang bawah tanah ini. Rasanya tulang belulangku
remuk ketika Bellatrix menyiksanya. Aku berteriak, frustasi mengetahui diriku
terikat dan tak bisa menolongnya. Aku rela menukar tempatku denganya dan
membiarkan Bellatrix atau Greyback berbuat apa saja sesukanya kepadaku, asal saja bukan
Hermione.
Ron
Saat
menegangkan seperti ini, aku bisa memperoleh kebahagiaanku, hal yang kudamba namun sulit mewujudkannya. Hermione
menciumku dan aku tentu saja membalas ciumannya dengan antusias. Aku tak peduli
bahwa saat ini adalah saat yang kritis bahkan aku tak memedulikan keberadaan
Harry dan teriakannya. Aku tak ingin kehilangan Hermione.
Hermione
Aku
tak sanggup harus kehilangan Ron. Aku tak ingin salah satu dari kami mati dalam
pertempuran ini. Pilihannya adalah sekarang atau sama sekali tidak, maka aku
menciumnya. Aku tak peduli hal ini menurunkan martabatku sebagai perempuan, aku
tak peduli tentang Ron yang belum pernah mengutarakan perasaanya padaku dan aku
juga tak ingin menunggu dalam jangka waktu yang tak kuketahui untuk mendengar
Ron mengatakan perasaanya padaku. Aku tahu Ron memiliki perasaan yang sama
karena dia membalas
mencumku dengan antusias, tak peduli pada Harry yang berteriak pada kami dan bisingnya
pertempuran. Aku hanya tak ingin dipisahkan oleh Ron.
Ron
Betapa senangnya aku
bisa kembali
ke Peron Sembilan Tiga Perempat. Kali ini aku datang
bukan sebagai
murid,
tapi sebagai ayah. Hari ini putri pertamaku, Rossie, akan bersekolah di
Hogwarts. Senangnya
melihat anakku sudah besar dan harus meninggalkanku. Tapi aku tak perlu
khawatir, Rossie pasti bisa melakukan tahun pertamanya dengan sangat baik. Itu karena
Rossie mewarisi otak ibunya. Aku melihatnya melambai kearahku dan sekejap aku
teringat akan gadis menyebalkan yang tiba-tiba saja muncul di kompartemen aku
dan Harry. Aku menoleh kesamping, melihat Hermione yang tengah memberi ciuman jarak jauh
pada Rossie seraya menghibur Hugo bahwa tak lama lagi dia akan menyusul kakaknya. Setelah
Hogwarts Express menghilang dari pandangan, aku mengajak Hermione dan Hugo
pulang dengan mobil yang kukendarai sendiri. Yah, mobil, bukan sapu. Dan aku sangat terampil mengendarainya.
Hermione
Terharu
menyaksikan Rose, putriku, melambai dari Hogwarts Express. Tak kupercaya dia
sudah besar. Aku
mengamati dengan lekat wajah lucu dan rambut merah manyalanya yang mirip sekali
dengan ayahnya. Akupun berpaling pada Hugo yang merengek ingin ikut bersama
Rose. Kuhibur dia bahwa setahun lagi dia akan menyusul Rose dan kutambahkan
bahwa Hugo akan pergi ke Hogwarts bersama sepupunya, Lily Potter Jr. Aku menoleh pada sosok jangkung berambut
merah yang mengajak kami pulang. Kamipun meninggalkan King Cross dengan
mengendarai mobil. Kali ini aku benar-benar percaya bahwa Ron benar-benar
mampu. Bukan hanya mencegah Quaffle masuk ke gawang atau membius Pelahap Maut
ataupun mengendarai mobil, tapi juga menjadi sosok suami dan ayah yang dewasa
serta bijaksana.